PROPOSAL PROYEK " PEMBANGUNAN POLITEKNIK TATABOGA LA SFERA"

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan hak setiap warga negara Indonesia dan oleh sebab itu pemerintah berkewajiban untuk memenuhi hak-hak pendidikan setiap warga negara tersebut. Bertujuan untuk “mencerdaskan kehidupan bangsa” tertulis jelas dalam preambule Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945. Pendidikan tidak hanya bersifat formal semata seperti mengenyam pendidikan mulai dari bangku TK, SD, SMP, SMA hingga Perguruan Tinggi saja namun juga bisa bersifat non-formal seperti pendidikan tata boga.

Meningkatnya animo dan antusiasme masyarakat tentang dunia kuliner menyebabkan dunia kuliner berkembang pesat baik dari segi popularitas maupun dari segi profesi karier. Karier maupun profesi di masa depan yang sangat menjanjikan menjadi magnet tersendiri bagi setiap lulusan SMA/SMK/sederajat untuk melanjutkan pendidikannya di sekolah tinggi jurusan tata boga. Mereka yang berniat untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi di jurusan tata boga tidak hanya didorong oleh faktor tunggal saja, melainkan banyak faktor yang mendorong. Tidak hanya karena faktor ekonomi yang didapat dari karier maupun profesi saja namun alasan lainnya ialah ingin belajar maupun memperdalam ilmunya di bidang tersebut yakni tata boga.

Manusia tidak mungkin tidak makan, manusia pasti makan. Hal itulah yang menyebabkan bisnis kuliner ialah bisnis yang tidak akan pernah mati. Makanan merupakan kebutuhan pokok, bisnis sangat dilirik karena memiliki keuntungan yang besar. Karena itu pendidikan kuliner akan sangat diminati oleh banyak orang dan akan memiliki prospek bisnis yang baik. Selain itu ibu-ibu rumah tangga juga memerlukan pendidikan tentang kuliner agar bisa membuat resep-resep yang bisa digunakan untuk kebutuhan sehari-hari.

Kurang dari 1% masyarakat indonesia masih belum mengenyam pendidikan yang setara dari pendidikan S1. Maka dari itu diperlukan pendidikan yang terjangkau dan bermutu. Pendidikan nonformal juga diperlukan untuk mengasah softskill masyarakat dan mendukung masyarakat untuk bisa berwirausaha.

B. Tujuan

• Tujuan Umum :

• Membuat lulusan-lulusan memiliki teknik yang baik dalam mengelola makanan
• Mencetak lulusan-lulusan yang memiliki standart kemampuan yang tinggi
• Mengembangkan dunia bisnis kuliner di Indonesia

• Tujuan khusus

• Membuat mahasiswa memiliki pengetahuan yang luas tentang dunia kuliner
• Membuat semua mahasiswa menjadi mahasiswa yang kreatif
• Membuat mahasiswa memahami kandungan gizi dalam makanan

C. Manfaat

• Mahasiswa bisa mengerti tentang kandungan dalam makanan
• Mahasiswa mampu membuat resep-resep yang berinovasi
• Mahasiswa bisa mengembangkan kemampuan memasak yang dimiliki
• Mahasiswa memahami bahan-bahan yang baik dan yang tidak baik dikonsumsi
• Mahasiswa mempelajari tentang teknik-teknik dalam memasak dengan baik
• Mahasiswa mampu mengembangkan kemampuan bisnis di bidang kuliner

BAB II

STUDI KELAYAKAN

Besar harapan kami agar proposal pembuatan politeknik tataboga ini dapat diterima oleh para investor yang dapat membantu berjalannya rencana pembangunan kami ini. Menurut kami, kemampuan tataboga tiap orang perlu untuk dikembangkan. Banyak manfaat dan sisi positif yang dapat diambil dari pembangunan politeknik tataboga ini.

Sisi-sisi positif tersebut antara lain :

1. Meningkatkan kemampuan dalam bidang tataboga
2. Memberikan pengalaman memasak kepada mahasiswa yang ingin belajar
3. Mengurangi biaya membeli makanan dari luar (lebih baik masak sendiri)
4. Dapat digunakan sebagai peluang membuka lapangan pekerjaan

Konsep yang kami pikirkan bersama tidak hanya sekedar membangun politeknik tataboga saja. Namun, mahasiswa yang sedang menjalani perkuliahan maupun yang telah lulus akan dijamin kemapanan kerjanya. Di samping politeknik tataboga ini senantiasa dibangun rumah makan yang terbuka untuk umum dimana para mahasiswa dan alumni yang akan menjadi koki dalam rumah makan tersebut. Hal ini dilakukan agar pembekalan selama kuliah di politeknik tataboga segera dapat dipraktekkan secara lebih riil dengan berhubungan langsung bersama pelanggan. Pihak universitas akan mengambil hak atas uang yang diberikan konsumen, tetapi tidak seluruhnya. Mahasiswa yang magang atau yang telah menjadi pegawai tetap akan digaji oleh universitas. Keuntungan parkir kendaraan pelanggan akan menjadi pendapatan juga bagi rumah makan tersebut. Tentu saja proses produksi dan kegiatan sehari-hari dalam mengelola rumah makan akan meminta kerjasama dari politeknik lain misalnya politeknik ekonomi dalam hal keuangan dan manajerial.

Kemudian untuk pemilihan lokasi pembangunan, terletak pada lokasi yang sangat strategis, yaitu :

1. Dekat dengan SMK yang memiliki jurusan tataboga sehingga banyak siswa yang mungkin memilih universitas kami.
2. Terletak pada jalan yang mudah dijangkau, tidak sulit kendaraan.
3. Tempat dan bangunan dibuat mudah terlihat walaupun dari jarak jauh.
4. Dekat dengan sumber bahan baku.
5. Biaya pajak dari pemerintah pun juga rendah.

Kami dapat memastikan apabila mahasiswa yang berkuliah di politeknik tataboga kami, akan menjadi sangat berkualitas. Biaya kuliahnya pun juga tidak mahal karena kami membangun universitas semata-mata tidak untuk mencari keuntungan sepenuhnya melainkan demi tujuan sosial secara garis besar.

Dosen yang direkrut dalam universitas ini adalah koki-koki handal yang sudah terbukti kualitasnya. Mereka ada yang berasal dari dalam negeri dan ada pula yang dari luar negeri. Banyak cara yang akan mereka ajarkan misalnya membiarkan mahasiswa melakukan eksperimen terlebih dahulu tanpa diajarkan materi. Hal tersebut guna menuntut kreativitas mahasiswa. Namun, dosen tidak akan membiarkan bahkan melepas mahasiswa untuk belajar sendiri. Di sini, dosen dan mahasiswa akan sama-sama belajar.

Gedung politeknik tataboga yang akan kami bangun ini tergolong cukup luas, yaitu sekitar 1,5 hektar yang sudah termasuk rumah makan beserta lahan parkir. Lahan parkir yang tersedia memungkinkan mahasiswa dan dosen serta warga kampus untuk mudah memarkirkan kendaraan pribadinya tanpa harus berdesak-desakan, khususnya sepeda motor. Memang lahan parkir sengaja disediakan tidak terlalu luas karena pembangunannya disusun keatas. Lahan kampus seluas 1,5 hektar tersebut tidak hanya dibangun untuk gedung saja melainkan akan ada sebagian lahan yang digunakan untuk menanam pepohonan terutama bahan baku pokok untuk mendukung perkuliahan tataboga. Mahasiswa serta seluruh warga politeknik berhak untuk menjaga lahan perkebunan tersebut. Semua biaya perawatan akan ditanggung oleh pihak universitas, mahasiswa yang merawatnya. Dengan demikian, mahasiswa dan warga lain dalam politeknik tataboga tidak akan bosan dengan keadaan kampus.

Seiring dengan kemajuan jaman, teknologi yang digunakan dalam politeknik tataboga akan menggunakan teknologi yang maju baik bagi peralatan dan perlengkapan yang menjadi pendukung utama maupun peralatan dan perlengkapan pembantu dalam proses perkuliahan. Mahasiswa tentu boleh membawa gadget sendiri untuk mendukung proses belajar. Bahkan jika mahasiswa memiliki pengetahuan lebih tentang teknologi, boleh mengajukan proposal agar politeknik tataboga menggunakan teknologi tersebut sehingga tidak ketinggalan jaman atau manual. Misalnya teknologi dalam penggunaan daftar presensi. Mahasiswa boleh mengusulkan untuk tidak menggunakan kertas lagi seperti mungkin pada SMK/SMA-nya dulu melainkan dapat menggunakan scan sidik jari atau wajah. Oleh karena itu, politeknik tata boga akan mempunyai ahli IT dalam mengawasi penggunaan teknologi-teknologi di dalam kampus.

Jika rencana pembangunan kami ini dapat berjalan dengan lancar, mahasiswa-mahasiswa baru akan memperoleh seragam koki dan peralatan dapur secara gratis. Mereka tidak perlu membayar uang peralatan tersebut. Namun, kami juga membuka koperasi yang menjual keperluan kampus. Bagi mahasiswa yang memerlukan peralatan memasak atau yang peralatannya sudah rusak, dapat membelinya di koperasi. Harga sesuai kantong mahasiswa karena kami mampu mengambil produk tersebut secara langsung dari pemasok yang memiliki hubungan kerja dengan politeknik tataboga kami.

Politeknik tataboga ini akan dijalankan dengan ramah lingkungan. Karena limbah-limbah kampus akan dikumpulkan di suatu tempat tertentu, dipisahkan menjadi jenis yang dapat diuraikan dan tidak dapat diuraikan. Sampah-sampah yang tidak dapat diuraikan akan diambil alih oleh koperasi untuk dibentuk menjadi kerajinan tangan sehingga dapat bernilai maupun dapat dijadikan hiasan kampus. Sedangkan sampah yang dapat diuraikan akan dijual oleh pihak kampus kepada perusahaan pembuatan kompos atau peternakan sehingga selain ramah lingkungan juga mampu memberikan pendapatan bagi politeknik tataboga.

Kami dapat memastikan bahwa para investor tidak akan rugi karena mereka akan mendapat sebagian laba dari universitas berupa tunai sesuai ketentuan. Selain itu, produk-produk dari para investor selaku produsen akan kami gunakan dalam proses perkuliahan. Hal ini demi memperkenalkan produk-produk investor agar lebih dikenal oleh masyarakat bahkan apabila terjadi respon dan efek jangka panjang. Misalnya para mahasiswa yang puas dalam menggunakan produk investor karena memiliki rasa yang enak atau alatnya yang tidak mudah rusak akan menyampaikan kepuasan tersebut dari mulut ke mulut. Sehingga dapat lebih banyak pula pelanggan yang dapat dijangkau.

BAB IV

PROFIL LA SFERA

4.1 Gambaran umum

Politeknik tata boga bernama La Sfera berada di Jalan Ciputra Blok AA No. 1-5 Surabaya, Indonesia. La sfera adalah sebuah politeknik pertama yang membuka politeknik tata boga di Surabaya yang berstandart internasional. La Sfera membuat politeknik dengan kemajuan teknologi yang maju dan sangat canggih untuk mendukung kegiatan sehari-hari dalam menemukan hal-hal baru yang dapat dipelajari. La Sfera meneliti setiap bahan makanan yang akan digunakan dan meramunya dengan tidak merubah gizi yang terkandung dalam makanan tersebut. La Sfera mengajarkan bukan hanya tentang memasak namun juga cara berbisnis yang baik untuk membangun kemandirian mahasiswa. La Sfera membentuk sebuah restoran yang nantinya akan memperkerjakan para mahasiswa yang akan lulus maupun yang telah lulus. La sfera selalu memberi dukungan bagi mahasiswa untuk membuka bisnis di bidang kuliner.

4.2 Visi dan misi

Visi :

1. Menjadi politeknik terkemuka ditahun 2025 di Indonesia
2. Menjadi politeknik terbaik dunia di tahun 2030
3. Membuat lulusan-lulusan politeknik La Sfera menjadi lulusan yang beretika dan memiliki wawasan luas baik tentang tataboga maupun bisnis kuliner
4. Membuka lebih dari 150 cabang restaurant diseluruh indonesia untuk mengembangkan bisnis tataboga yang akan dikelola mahasiswa
5. Menjadi politeknik yang memiliki fasilitas IT terbaik di Asia

Misi :

1. Memberikan penilaian yang akuntabel dan transparan pada mahasiswa
2. Meningkatkan standart penilaian terhadap mahasiswa
3. Memberikan pendidikan moral yang memadai
4. Meningkatkan nilai bisnis La Sfera
5. Meningkatkan fasilitas IT dan mengevaluasinya setiap tahun

4.3 Bidang Studi

• Tata boga :

1. Pemahaman bahan baku
2. Analisis gizi bahan makanan
3. Pemahaman zat-zat yang terkandung dalam makanan
4. Dapat masakan Indonesia
5. Dapat memasak masakan asia
6. Dapat memasak masakan barat
7. Berinovasi dengan resep pribadi

• Bisnis :

1. Pengantar bisnis
2. Manajemen bisnis
3. Akuntansi pengantar
4. Kewirausahaan

BAB IV

ANALISIS LABA RUGI

Pendapatan :

1. Uang Kuliah setahun Rp 4.500.000.000

(Rp 1.250.000/mahasiswa per bulan x 300 mahasiswa x 12 bulan)

2. Uang Gedung Rp 1.500.000.000

(Rp 5.000.000/mahasiswa x 300 mahasiswa)

3. Uang Registrasi Rp 30.000.000

(Rp 100.000/mahasiswa x 300 mahasiswa)

4. Sumbangan Donatur Rp 1.147.800.000

Masako = Rp 200.000.000

Kecap ABC = Rp 120.000.000

Sunlight = Rp 242.800.000

Saori = Rp 130.000.000

Maxim = Rp 250.000.000

Panasonic = Rp 205.000.000

5. Pendapatan Restoran Rp 120.000.000

(Rp 10.000.000 x 12 bulan)

6. Pendapatan Koperasi Rp 24.000.000

(Rp 2.000.000 x 12 bulan)

7. Pendapatan Parkir Restoran Rp 216.000.000
8. Penjualan Limbah Rp 384.000.000

(Rp 32.000.000 x 12 bulan)

TOTAL PENDAPATAN : Rp. 7.921.800.000

Beban :

1. Pendirian Bangunan Rp 1.875.000.000

(Rp 1,5 hektar x 1.250.000.000)

2. Pembelian Peralatan Rp 2.500.000.000

Alat Dapur Rp 500.000.000

Papan Tulis Rp 150.000.000

LCD Rp 200.000.000

Komputer Rp 300.000.000

AC Rp 100.000.000

Kursi dan Meja Rp 550.000.000

Lampu Rp 150.000.000

Lift Rp 400.000.000

Check lock Rp 100.000.000

Jam Rp 50.000.000

3. Gaji Dosen Rp 1.200.000.000

(Luar Negeri 5 orang x Rp 8.000.000 x 12 bulan)

(Dalam Negeri 10 orang x Rp 6.000.000 x 12 bulan)

4. Gaji Karyawan Politeknik Rp 444.000.000

(IT 2 orang x Rp 5.000.000 x 12 bulan)

(Keuangan 3 orang x Rp 5.000.000 x 12 bulan)

(CS 10 orang x Rp 1.200.000 x 12 bulan

5. Gaji Manajer dan Karyawan Restoran Rp 456.000.000

(Manajer 2 orang x Rp 4.000.000 x 12 bulan)

(Karyawan 10 orang x 3.000.000 x 12 bulan)

6. Bahan Makanan untuk Kampus dan Restoran Rp 1.000.000.000
7. Pembelian Bibit Tanaman Rp 10.000.000
8. Persediaan Koperasi Rp 90.000.000

9. Seragam Rp 30.000.000

(Rp 100.000/seragam x 300 mahasiswa)

10. Utilitas Rp 168.000.000

(Listrik Rp 8.000.000 x 12 bulan)

(Air Rp 4.000.000 x 12 bulan)

(Telepon Rp 2.000.000 x 12 bulan)

11. Gaji Satpam Rp 4.800.000

(4 orang x 1.200.000/satpam)

TOTAL BEBAN Rp 7.777.800.000

LABA Rp 144.000.000

BAB V

PENUTUP

Mendirikan suatu usaha mulai dari nol hingga berkembang merupakan suatu hal yang tidak mudah. Namun, tidak ada sesuatu yang mustahil untuk dapat diwujudkan. Salah satu penyakit di masyarakat Indonesia adalah ketergantungan serta kurangnya motivasi untuk berubah menjadi lebih baik, sehingga hal tersebut yang menjadi hambatan seseorang bahkan banyak orang yang memiliki bakat terpendam. Padahal negara kita kaya akan sumber daya alam maupun sumber daya manusianya, hanya saja penyakit masyarakat Indonesia tadi sudah melekat di setiap sendi-sendi negara dan mengakibatkan kita lemah dibanding dengan negara-negara maju.

Sebagai civitas Universitas Widya Mandala, kita mempunyai banyak modal positif, baik soft skill ataupun hard skill. Dengan modal inilah, kita yakin untuk melakukan usaha yang jauh lebih besar dalam menghadapi masalah ke depan. Dalam hal mengolah usaha Politeknik Tataboga ini terdapat kiat manajemen diri maupun manajemen kelompok yang menghasilkan manuever taktis dan strategis, sehingga dapat meminimalkan resiko atau kerugian dalam usaha. Setiap usaha memiliki berbagai tantangan dan cobaan yang tidak bisa dihindari, tetapi dapat diminimalisir bahkan dapat diolah menjadi senjata yang bermanfaat bagi kemajuan usaha. Menurut analisis kami, semua modal yang ditanamkan bisa kembali dalam setahun seperti yang telah terlampir di proposal kami bahkan terdapat laba sebesar Rp 144.000.000 dimana sebagian dari rupiah tersebut akan menjadi milik para investor. Tidak hanya keuntungan berupa rupiah yang akan diterima investor, namun juga keuntungan karena produk mereka dapat lebih dikenal masyarakat sehingga mampu meningkatkan penjualan investor yang juga bertindak sebagai produsen di dalam suatu perusahaan mereka masing-masing. Kami mencoba membangun bisnis yang tidak untuk keuntungan semata namun untuk kepentingan sosial dan terlebih untuk memajukan Indonesia dalam hal pendidikan.

Merupakan suatu kehormatan bagi kami selaku tunas-tunas muda yang baru, untuk mempersembahkan keinginan kami yang tertuang dalam proposal yang kami ajukan ini. Merupakan kebanggaan jika kiranya uluran tangan kami dapat disambut oleh semua pihak, agar dapat bekerja sama dengan kami, sehingga tujuan dan cita-cita kita bersama dapat terwujud demi kemajuan bangsa. Kritik dan saran sangat diharapkan guna kesempurnaan ide-ide kami dan guna pengembangan usaha-usaha yang kami lakukan. Semoga niat tulus kami dapat terwujud dengan baik dengan rahmat dan karunia Tuhan Yang Maha Esa demi keharuman bangsa dan negara kita. Terima kasih.

Nama Kelompok:

Rudy Hadi             3203013044

Yessika Hendrik    3203013045

Stefanie Rosalind  3203013046

Jefry Sayoga          3203013050

Elisabeth Rindang 3203013073