Pro dan Kontra BBM

Kenaikan harga BBM selalu menjadi topik hangat di Indonesia. Kenaikan harga BBM akan memicu naiknya pula harga kebutuhan pokok. Maka dari itu topik ini selalu menjadi permasalahan yang dihadapi Indonesia. Subsidi BBM tidak lagi dianggap efektif untuk menyelesaikan masalah BBM, disamping itu kenaikan harga minyak dunia yang selalu menanjak membuat tanggungan pemerintah semakin besar.


 Pemerintah mengambil kebijakkan kenaikan harga BBM tidak tanpa alasan. Alasan pemerintah untuk menaikkan harga BBM sangatlah berdasar. Menurut Managing Director Katadata Ade Wahyudi, Indonesia merupakan salah satu negara paling boros mengalokasikan dana subsisdi untuk energi di Asia dengan anggaran sebesar 3% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Dimana dari anggaran ini 53%-nya atau sekitar Rp 210 triliun dimanfaatkan oleh kendaraan pribadi sedangkan 3%-nya merupakan angkutan umum. Konsumsi BBM yang berlebihan ini menyebabkan impor minyak meningkat dan menimbulkan defisit perdagangan minyak dan gas (Migas) dan neraca pembayaran. Defisit ini mengakibatkan nilai tukar rupiah melemah.


 Kenaikan harga BBM selalu diikuti dengan kenaikan harga kebutuhan pokok. Hal ini menyebabkan inflasi yang tak terkontrol. Inflasi yang tinggi menyebabkan daya beli masyarakat menurun, jika daya beli masyarakat menurun maka pendapatan nasional pun akan menurun. Hal ini sangat berdampak langsung pada masyarakat, terutama masyarakat miskin. Ternyata tak hanya masyarakat miskin yang pusing akan hal ini, tapi industrialisasi juga merasa kecewa terhadap keputusan tersebut. Kenaikan harga BBM menyebabkan biaya operasional dan biaya produksi meningkat sehingga tidak menutup kemungkinan perusahaan akan mengurangi tenaga kerja, bahkan gulung tikar. Dengan begitu akan menyebabkan semakin banyaknya pengangguran dan kemiskinan yang terjadi di Indonesia.


 Perlu diketahui sejak tahun 2013 Indonesia menjadi importir minyak karena produksi menurun dan sebaliknya konsumsi terus meningkat. Sehingga anggaran subsidi BBM yang dialokasikan sangatlah besar dan menjadi timpang terhdap anggaran untuk infrastruktur, kesehatan, dan pemberantasan kemiskinan. Subsidi yang diberikan menjadikan harga minyak sangatlah rendah dan kurang memicu tumbuhnya energi alternatif lain yang dapat digunakan seperti gas alam, panas bumi, dan bio energy.




Dalam situasi ekonomi masyarakat yang sulit, maka kenaikan BBM bisa kontraproduktif. Kenaikan harga BBM akan menimbulkan kemarahan massal, sehingga ketidakstabilan dimasyarakat akan meluas. Sebagian masyarakat merasa tidak siap untuk menerima kenaikan harga BBM. Kenaikan harga BBM ini merupakan tindakan pemerintah yang beresiko tinggi. Meskipun demikian, kenaikan harga BBM juga dapat menimbulkan dampak yang positif,  munculnya bahan bakar dan kendaraan alternative, pembangunan nasional akan lebih pesat, hematnya APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara).

Dilihat dari berbagai aspek, keputusan menaikkan harga BBM dinilai paling pas bagi pemerintah. Walaupun banyak pro dan kontra terhadap masalah ini, tetapi itulah kenyataan yang harus dihadapi oleh masyarakat Indonesia. Jadi, sebagai warga negara yang baik hendaknya kita menerima keputusan pemerintah yang baru ini. Ada alasan yang kuat yang mendasari keputusan ini.

Fransisca Hartoyo

3203013022